Agus Mughni Muttaqin/Budi/Sidik | Rabu, 08/11/2023 08:25 WIB
KALIMANTAN SELATAN - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam kesempatannya mengatakan kepada seluruh insan pertanian agar terus menaikkan produksi.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa yang paling besar peranannya dalam menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas, dan menjamin kontinuitas pertanian adalah SDM.
"Jadi, peningkatan produktivitas itu bukan karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, ditentukan peningkatan produktivitas pertanian ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian" kata Dedi.
Untuk terus meningkatkan kualitas dan kontinuitas produksi pertanian, maka diselenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Teknologi Tepat Guna Mendukung Pengelolaan Usaha Tani dan Kelembagaan Posluhdes. Tak terkecuali para calon generasi penerus pertanian siswa SMKN 1 Tapin Selatan.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Provinsi Kalimantan Selatan dan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, pada Selasa (7/11/23), di GOR Desa Sungai Riam, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah
Laut. Hal yang sama telah dilakukan di SMKN 1 Tapin Selatan bimbingan teknis produksi Biotron. Sebagai material mas hitam penentu keberlanjutan pertanian Indonesia dan Dunia.
Acara ini dibuka oleh Kepala BSIP Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Koordinator Penyuluh Pertanian BPSIP Kalimantan Selatan, Ir. Yanuar Pribadi. MSi. "Peserta Bimtek yakni Penyuluh Pertanian lapangan (PPL),
Petani, Kelompok Wanita Tani (KWT), Posluhdes dari Desa Sungai Riam dan Kampung Baru, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan," ujarnya.
Materi yang dibawakan oleh Widyaiswara BBPP Binuang, Budiono, ialah materi produksi dan penerapan biotron untuk tanaman pangan dan perkebunan. Hal ini untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pupuk kimia, maka penggunaan pupuk organik dan hayati dapat dijadikan sebagai solusi. Selain itu juga mengajak para peserta untuk dapat memproduksi dan menerapkan aplikasi biotron untuk usaha pertaniannya untuk kemandirian petani dalam persediaan pupuk, bahkan dapat dijadikan skala bisnis untuk memasifkan penggunaan biotron di masyarakat petani.
“Sebagaimana yang telah dilakukan di SMKN 1 Tapin Selatan melalui kegiatan pengembangan sistem ekonomi sirkuler berbasis inovasi biotron. Sehingga semua program studi dapat terlibat mulai produksi alat-alat pertanian hingga pemasaran produk biotron hingga hasil olahan pertanian sehat melalui Katin Sehat yang dikelola Prodi Pengolahan Hasil Pertanian dan Koperasi TEFA 1 Tapin Selatan”, tambah pak Edi sapaan kepala sekolah SMKN 1 Tapin Selatan(AMM/B/MSW).